en id

WARAK NGENDOG, IKON AKULTURASI KOTA SEMARANG

19 Aug 2015

kembali ke list


Para traveler yang berkunjung ke Kota Semarang tidak lengkap rasanya jika tidak mengenal Warak Ngendog yang menjadi ikon Kota Semarang. Warak Ngendog ini merupakan mainan kuno khas Kota Semarang yang eksistensinya masih terjaga hingga saat ini dan dipamerkan ketika acara Dugderan, perayaan menyambut Bulan Ramadhan. Dalam menyambut Bulan Ramadhan diadakan upacara membunyikan bedug (dug..dug..dug) sebagai penanda puncak permulaan bulan puasa sebanyak 17 kali diikuti suara dentuman meriam (der…der…der) sebanyak 7 kali. Perpaduan suara ini melahirkan tradisi yang diberi nama “dugderan”.

Kata “warak” sendiri berasal dari bahasa Arab “wara’i” yang artinya berpantangan, dalam hal ini berpantangan makan atau minum dan menuruti hawa nafsu selama bulan Ramadhan, dan ngendog yang berarti bertelur (Jawa) sebagai hasil atau imbalan yang didapatkan seseorang ketika menjalankan sesuatu yang suci. Secara garis besar Warak Ngendog diartikan sebagai proses yang dilakukan seseorang dalam menjaga kesucian beribadah selama bulan Ramadhan, dan di akhir bulan akan menerima kemenangan di Hari Raya Idul Fitri.

Warak Ngendog yang digambarkan warga Kota Semarang sebagai hewan mitologi yang memiliki cirri fisik kepala menerupai kambing (Jawa), leher yang panjang menyerupai leher unta (Arab) dan badan dengan proporsi menyerupai kilin cina (Tionghoa). Warak Ngendog mempunyai bulu-bulu keriting seperti gbas (wedus gembel) dan berwarna merah, kuning, hijau, putih, serta mulut yang menyeringai menyerupai mulut naga, kepala bertanduk seperti tanduk kambing.

Warak Ngendog sejatinya tidak hanya sebagai mainan anak-anak yang dipamerkan pada acara Dudgeran atau hanya sekadar ikon Kota Semarang, lebih jauh lagi Warak Ngendog ini merepresentasikan kerukunan masyarakat di tengah pluralisme dan multikulturalisme yang bersinggungan langsung dengan masyarakat. Sudut lurus yang terdapat pada fisik Warak Ngendog merupakan cerminan sikap dan perilaku warga Semarang yang lurus tidak berbelit-belit, terbuka, dan egaliter, serta ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.