03 Nov 2017
kembali ke listSEMARANG - Untuk semakin meningkatkan keselamatan dan keamanan penerbangan, Angkasa Pura Airports melakukan inovasi berbasis teknologi informasi melalui pengembangan aplikasi alat pengukur ketinggian air di permukaan landas pacu (runway). Dalam mengembangkan aplikasi ini, Angkasa Pura Airports menggandeng Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding) di Hotel Crowne Semarang, Kamis (3/11/2017).
"Sebagai upaya untuk memberikan informasi akurat, cepat, otomatis, dan real time terkait kondisi landas pacu, khususnya pada saat hujan ke pihak air traffic control (ATC) dan pilot, maka diperlukan suatu sistem peralatan monitoring yang dapat memantau kondisi tingkat ketinggian genangan air di permukaan runway secara real time dan dapat memberikan sinyal keamanan untuk lepas landas maupun pendaratan pesawat,” jelas Direktur Utama Angkasa Pura Airports Danang S. Baskoro.
Danang S. Baskoro mengatakan, Angkasa Pura Airports bersama KNKT dan Undip berkomitmen untuk merancang dan membuat sistem peralatan monitoring ketinggian genangan air pada runway di Bandara Ahmad Yani Semarang sebagai upaya peningkatan keselamatan dan keamanan penerbangan.
Pengembangan aplikasi monitoring ini terkait dengan aktivitas pemeriksaan keberadaan air di runway, termasuk pada saat hujan, sebagai bagian dari kegiatan pemeliharaan. Lebih spesifik, pemeriksaan keberadaan air ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat dalam melakukan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan yang diperlukan ke depannya. Sementara itu, kegiatan pemeliharaan atau program pemeliharaan fasilitas sisi udara (runway, taxiway, dan apron) merupakan kewajiban operator bandar udara yang diatur dalam Peraturan Dirjen Perhubungan Udara Nomor KP 94 Tahun 2015.
Sebagai informasi, kegiatan pemeliharaan tersebut meliputi inspeksi rutin, pengujian kinerja perkerasan, perbaikan kerusakan, rehabilitasi, dan pembuatan laporan ke regulator. Sementara inspeksi bertujuan untuk memeriksa kondisi permukaan perkerasan terutama pada area pergerakan (movement area) agar layak dan aman digunakan bagi operasional penerbangan. Kegiatan inspeksi meliputi pemeriksaan material asing berbahaya atau foreign object debris(FOD), pemeriksaan kerusakan struktur perkerasan, termasuk di dalamnya pemeriksaan keberadaan air di runway.
Pemeriksaan keberadaan air di runway merupakan salah satu hal penting yang perlu dilakukan untuk menjaga keselamatan dan kemanan penerbangan. Runway yang tergenang air pada saat hujan memiiki efek hydroplaning, yaitu kondisi di mana pada saat pendaratan, roda pesawat mengambang di permukaan air yang mengakibatkan rem pesawat tidak bekerja secara efektif dan tidak mampu mengurangi kecepatan pesawat serta kemudian dapat mengakibatkan pesawat kehilangan kendali sehingga dapat mengakibatkan pesawat keluar dari badan runway. [DR/AD]