en id

TINGKATKAN KEWASPADAAN, BANDARA JENDERAL AHMAD YANI BESERTA STAKEHOLDER ADAKAN SIMULASI PENANGANAN VIRUS CORONA

30 Jan 2020

kembali ke list


Semarang, 30 Januari 2020 – Beberapa saat sebelum landing, pilot pesawat Angkasa Air dengan nomor penerbangan AA 123 melaporkan kepada Approach Control Service (APP) Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani bahwa terdapat penumpang yang sakit dengan gejala demam, batuk dan sesak nafas di dalam pesawat tersebut. Berdasarkan informasi, penumpang tersebut pernah transit / singgah di China. Kemudian pihak Air Traffic Control (ATC) melanjutkan informasi tersebut kepada pihak bandara dan dilanjutkan kepada Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Saat pesawat tersebut landing, pihak bandara, maskapai, KKP, beserta stakeholder terkait lainnya melakukan verifikasi di dalam pesawat, mengevakuasi suspek dari pesawat ke ruang isolasi sementara, mengevakuasi penumpang, pilot dan kru pesawat ke ruang karantina dan dilanjutkan dengan desinfeksi di ruangan pesawat, barang bawaan dan bagasi penumpang, ruang isolasi dan Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan oleh petugas.

Setelah diperiksa di ruang isolasi, suspek dirujuk ke rumah sakit rujukan yang sudah ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan RI yaitu RSUP dr. Kariadi. Penumpang dan kru pesawat yang sudah diperiksa namun belum terdeteksi tertular dibagikan Health Allert Card (kartu kewaspadaan dini) agar apabila di kemudian hari muncul gejala tersebut dapat dilacak jalur penularannya.

Kejadian di atas merupakan Simulasi Penanggulangan Pandemi Novel Corona Virus di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang. Hal ini dilaksanakan dengan tujuan untuk melatih kesiapan para personil yang terlibat dan prosedur penanganan jika terdapat penumpang yang terkena virus berbahaya. Kegiatan ini dihadiri oleh General Manager Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan, perwakilan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, perwakilan Pemerintah Kota Semarang, Kantor Imigrasi, Bea dan Cukai, maskapai, ground handling serta stakeholder terkait lainnya.

General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang, Hardi Ariyanto menyampaikan bahwa “Pihak bandara beserta stakeholder terkait lainnya sangat mendukung terselenggaranya kegiatan ini. Selain kegiatan simulasi, di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang juga telah dilakukan sebagai upaya preventif dan peningkatan kewaspadaan penyebaran penyakit Novel Corona Virus (nCoV) dari China, seperti:

  1. Telah dilaksanakan rapat bersama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Imigrasi, yaitu pada tanggal 7 Januari 2020 dan 16 s.d 17 Januari 2020 dengan pokok bahasan Implementasi UU No. 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan terkait kebutuhan fasilitas konter pemeriksaan kartu ICV dan kebutuhan ruang isolasi;
  2. Pelaksanaan screening penumpang dengan Thermal Scanner oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang;
  3. Penyediaan alat DAF (Dry Aero Fogger) oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan untuk desinfeksi virus di cabin pesawat;
  4. Sosialisasi kewaspadaan melalui media sosial;
  5. Mulai tanggal 27 Januari 2020 Pukul 10.00 WIB petugas bandara menggunakan Mouth Cap (Masker) dalam pelaksanaan tugas di lapangan.
  6. Memiliki fasilitas ruang isolasi yang dilengkapi dengan alat Hazardous Material Air Filtration (HMAF) dan alat kapsul evakuasi.

Upaya ini dilakukan untuk menjamin keamanan, keselamatan, dan kenyamanan para pengguna jasa bandar udara di lingkungan Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang, yang merupakan pintu gerbang dan bandara kebanggaan masyarakat Jawa Tengah. Dengan adanya simulasi di bandara ini, diharapkan dapat memberikan rasa aman kepada para pengguna jasa dan masyarakat pada umumnya, sehingga tidak perlu merasa khawatir, karena para petugas yang ada di bandara telah siap melakukan penjagaan dan penanganan terhadap risiko penyebaran virus berbahaya di lingkungan bandara.” ujar Hardi.

“Kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan lancar berkat adanya dukungan dari pihak KKP, Imigrasi, Bea dan Cukai, maskapai Lion Air serta para stakeholder lainnya. Tak lupa saya ucapkan terima kasih atas koordinasi dan dukungan yang telah diberikan,” tambah Hardi.

Disamping itu, para petugas kesehatan bandara selalu siap melayani para pengguna jasa dengan menghadirkan tiga orang dokter yang salah satunya merupakan dokter spesialis kedokteran penerbangan (Sp.KP), lima orang perawat, tiga orang epidemiolog dan satu orang petugas ahli kesehatan lingkungan. ***(Humas SRG/Hpr)